Rabu, 01 Desember 2010

MATEMATIKA

A. GRADIEN ( KEMIRINGAN SUATU GARIS)
Gradien suatu garis adalah kemiringan garis terhadap sumbu mendatar.

1. Gradien garis yg melalui pusat 0 (0,0) dan titik A (x,y)
                         M = y : x
contoh : 
Suatu garis melalui titik B  (4,8). tentukan gradiennya !
m = y : x
    = 8 : 4
    = 2

2. Gradien garis yg melalui titik A (x1,y1) dan B (x2,y2)
                              M = y2 - y1 : x2 - x1
contoh :
Tentukan gradien dari A (4,5) dan B (6,9) !
m = y2 - y1 : x2 - x1
    =9 - 5 : 6 - 4
    =4 : 2
    = 2





Kesimpulan tentang gradien :
* jika kemiringan garis turun, maka gradien negatif
* jika kemiringan garis naik, maka gradien positif
* jika garis horisontal, maka gradiennya 0
* jika garis vertikal, maka gradiennya tak terdefinisi
* jika garis sejajar, maka m1 = m2
* jika garis tegak lurus, maka m1 x m2 = -1

B. MEMBUAT PERSAMAAN GARIS LURUS
1. Persamaan garis yang melalui titik (a,b) dengan gradien m.
                         y - b = m (x - a)
contoh :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (5,4) dengan gradien 2 !
y - b = m (x - a)
y - 4 = 2 (x - 5)
y - 4 = 2x - 10
y + 6= 2x
y = 2x - 6

2. Persamaan garis yg melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
                 y - y1 / y2 - y1 = x - x1 / x2 - x1 
contoh :
Tentukan persamaan garis yg melalui titik A (-1,-2)  dan B (5,6) !
y - y1 / y2 - y1 = x - x1 / x2 - x1
y + 2 / 6 + 2 = x + 1 / 5 + 1
y + 2 / 8 = x + 1 / 6
6y + 12 = 8x + 8
6y = 8x - 4
y = 8x - 4 / 6


3. Persamaan garis sejajar dengan garis lain dan melalui sebuah titik (a,b).
Pada persamaan ini, jika diketahui 1 persamaan dan sebuah titik, gradien persamaan pertama dengan gradien persamaan kedua sama.
                       y - b = m (x - a)
contoh :
Tentukan persamaan garis yg sejajar garis y=3x-7 dan melalui titik (0,-3) !
y = 3x-7 --> m=3  (0,3)---> (a,b)
y - b= m (x - a)
y+3 = 3(x - 0)
y+3 = 3x
y = 3x - 3

KIMIA

A. STRUKTUR ATOM
Pengertian Dasar
a. Partikel dasar : partikel-partikel pembentuk atom yang terdiri dari elektron, proton dan neutron.
1. Proton
:
partikel pembentuk atom yang mempunyai massa sama dengan satu sma (amu) dan bermuatan +1.
2. Neutron
:
partikel pembentuk atom yang bermassa satu sma (amu) dan netral.
3. Elektron
:
partikel pembentuk atom yang tidak mempunyai massa dan bermuatan -1.
b. Nukleus : Inti atom yang bermuatan positif, terdiri dari proton den neutron.

c. Notasi unsur :
zA A dengan X : tanda atom (unsur)

Z : nomor atom
= jumlah elektron (e)
= jumlah proton (p)

A : bilangan massa
= jumlah proton + neutron
Pada atom netral, berlaku: jumlah elektron = jumlah proton.
d. Atom tak netral : atom yang bermuatan listrik karena kelebihan atau kekurangan elektron bila dibandingkan dengan atom netralnya.
Atom bermuatan positif bila kekurangan elektron, disebut kation.
Atom bermuatan negatif bila kelebihan elektron, disebut anion.
Contoh:
- Na+  : kation dengan kekurangan 1 elektron
- Mg2- : kation dengan kekurangan 2 elektron
- Cl   : anion dengan kelebihan 1 elektron
- O2     : anion dengan kelebihan 2 elektron
e. Isotop : unsur yang nomor atomnya sama, tetapi berbeda bilangan massanya.
Contoh: Isotop oksigen: 816
O ; 817 O ; 818 O

f. Isobar : unsur yang bilangan massanya sama, tetapi berbeda nomor atomnya.
Contoh: 2759
CO dengan 2859 Ni

g. Isoton : unsur dengan jumlah neutron yang sama.
Contoh: 613
C dengan 714 N

h. Iso elektron:
atom/ion dengan jumlah elektron yang sama.
Contoh: Na+ dengan Mg2+
                
K+ dengan Ar

Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia.
Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara menggunakan bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia (ns2np6).
Teori ini mendapat beberapa kesulitan yaitu :
1.
Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan atom fosfor dikelilingi 10 elektron.


2.
Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur tergant~u~g jumlah elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut.
Contoh : 8O : 1s2 2s2 2p2 2px2 2py1 2pz1
Ada 2 elektron tunggal. sehingga oksigen dapat membentuk 2 ikatan (H-O-H; O=O).

akan tetapi:

                5B : 1s2 2s2 2px1
Sebenarnya hal ini dapat diterangkan bila kita ingat pada prinsip Hund, dimana cara pengisian elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron.
Contoh : 5B : 1s2 2s2 2px1 ®   (hibridisasi) 1s2 2s1 2px1 2py1

Tampak setelah terjadi hibridisasi untuk berikatan dengan atom B memerlukan tiga buah elektron, seperti BCl3
3.
Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di sekelilingnya telah terdapat
8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe dapat membentuk senyawa, misalnya XeF2 den XeO2.
Teori lain adalah teori ikatan valensi. Dalam teori ini ikatan antar atom terjadi dengan care saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.

BAHASA INDONESIA

A. WAWANCARA
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Dalam bidang jurnalistik wawancara menjadi salah satu cara mendapatkan informasi bahan berita. Wawancara biasanya dilakukan oleh satu atau dua orang wartawan dengan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi sumber berita. Lazimnya dilakukan atas permintaan atau keinginan wartawan yang bersangkutan.
Sedangkan dalam jumpa pers atau konferensi pers, wawancara biasanya dilaksanakan atas kehendak sumber berita.

Jenis pertanyaan untuk wawancara yaitu :
1. pertanyaan untuk memperoleh informasi umum
2. pertanyaan untuk memperoleh informasi khusus
3. pertanyaan untuk mengganti pendapat atau pandangan

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berwawancara yaitu :
1. pewawancara haruslah menghormati narasumber
2. pewawancara tidak boleh bertindak gegabah
3. pewawancara haruslah mengajukan pertanyaan secara sederhana
4. pewawancara tidak boleh memiliki kesan menguji, mengurui, atau memojokkan
5. pewawancara haruslah berani meminta penjelasan kepada narasumber jika belum dipahami
6. pewawancara haruslah mempersiapkan perlengkapan untuk wawancara

B. DRAMA
Pengertian Drama
Drama adalah pertunjukkan yang dilakukan oleh para pelaku di atas pentas utk menirukan tingkah laku/watak yang terdapat dalam naskah.
Unsur-unsur pementasan drama yaitu :
1. naskah drama
2. sutradara
3. pelaku
4. penonton
5. pentas

Unsur-unsur intrinsik drama yaitu :
1. Alur/plot artinya rangkaian jalannya peristiwa dalam drama, terbagi 6 yaitu :
    a. alur pelukisan awal cerita
    b. alur awal konflik
    c. alur konflik mulai memuncak
    d. alur klimaks
    e. alur anti klimaks
    f. alur penyelesaian cerita drama
2. Tokoh artinya pelaku2 yang terdapat dalam drama, dikelompokkan atas 2 yaitu :
    a. berdasarkan peran terbagi 2 yaitu :
        1. tokoh utama -> yang memiliki peran penting
        2. tokoh tambahan -> memiliki peran kurang penting
    b. berdasarkan watak terbagi 2 yaitu :
        1. tokoh protagonis -> berwatak baik
        2. tokoh antagonis -> berwatak tidak baik
3. Percakapan artinya segala yang melakukan pembicaraan saat drama, terbagi 4 yaitu :
   a. prolog sebagai pembicaraan pembuka
   b. monolog sebagai pembicaraan yang terjadi pada diri sendiri
   c. dialog sebagai percakapan antar 2 tokoh
   d. epilog sebagai percakapan penutup
4. Tema artinya inti permasalahan yang terdapat dalam drama.
5. Latar/setting artinya tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam drama.
6. Amanat artinya pesan atau nasihat yang disampaikan si penulis terhadap orang lain melalui cerita dramanya.

Ada beberapa hal yg diperlukan saat menuliskan naskah drama yaitu :
1. keaslian ide yang dituangkan dalam naskah drama
2. konflik dibangun melalui dialog antar tokoh
3. latar dan konteks saling mendukung keutuhan askah drama
4. naskah drama memerhatikan kaidah bahasa Indonesia